Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin (Unhas) melakukan pelatihan pembuatan telur pindang dan eco enzyme pada mahasiswa baru. Kegiatan ini dilaksanakan bersama peserta Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) XII HIMATEHATE_UH di di Bukit Tokka, Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros. (31/05/2024)
Pelatihan ini diikuti oleh mahasiswaa baru yang tergabung dalam HIMATEHATE_UH. Tim pengabdian Fakultas Peternakan yaitu Endah Murpiningrum, S.Pt., MP dan drh. Farida Nur Yuliati, M.Si.
Pada awal pelatihan, Endah Murpi Ningrum selaku ketua tim, menjelaskan bahwa telur pindang adalah resep makanan yang direbus dalam air herbal selama beberapa jam agar dapat bertahan hingga seminggu.
“Telur pindang direbus dengan bahan herbal seperti daun jambu biju, daun salam, dan bahan lainnya untuk memberikan rasa, warna, dan memperpanjang umur simpan. Bahan-bahannya meliputi telur, daun jambu biji, daun salam, bawang merah, dan garam. Cara pembuatannya dimulai dengan menata daun jambu di dasar panci hingga tertutup,” jelasnya.
Endah melanjutkan, setelah itu letakkan bawang merah, daun salam, dan garam di atas daun jambu, lalu tambahkan telur. Setelah telur dimasukkan ke dalam panci, tuangkan air hingga telur tenggelam dan rebus selama 30 menit hingga matang atau air rebusan berwarna kecoklatan.
“Pada pembuatan telur yang bercorak, setelah matang, telur ditiriskan dan kulitnya diketuk-ketuk untuk membuat pola retakan yang diinginkan,” tambahnya.
Selanjutnya disusul dengan pembuatan Eco-Enzyme, Faridah menjelaskan bahwa Eco-enzyme adalah larutan multiguna yang dibuat dari fermentasi limbah organik, seperti sisa buah dan sayuran. Proses pembuatannya sederhana dan ramah lingkungan. Begitu pula bahan-bahannya, yaitu terdiri dari gula (bisa menggunakan gula merah, gula pasir, atau molase), sisa buah dan sayuran, dan air.
“Pembuatan Eco-Enzyme dimulai dengan mencampurkan gula dengan air dalam wadah yang besar. Lalu tambahkan sisa buah dan sayuran ke dalam campuran gula dan air. Selanjutnya aduk rata dan pastikan semua bahan terendam. Tutup wadah dengan rapat, tetapi biarkan sedikit celah untuk keluarnya gas fermentasi. Kemudian simpan wadah di tempat yang sejuk dan gelap selama 3 bulan,” jelasnya.
Faridah mengatakan, selama minggu pertama aduk campuran setiap hari, lalu satu atau dua kali seminggu setelahnya. Eco-Enzyme yang telah berusia 30 hari akan berwarna cokelat dan memiliki aroma fermentasi yang khas. Saring cairan untuk memisahkan limbah padat dari larutan Eco-Enzyme dan terakhir simpan larutan Eco-Enzyme dalam botol bersih dan tertutup rapat.
Eco-enzyme ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pembersih rumah tangga, pupuk cair, penghilang bau, dan bahkan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan produk perawatan tubuh. Selain bermanfaat, pembuatan eco-enzyme juga membantu mengurangi limbah organik dan mendukung keberlanjutan lingkungan,” tambahnya.